PSIKOLOGI PENDIDIKAN “MOTIVASI BELAJAR”

Standar

MOTIVASI BELAJAR

 

 

 

 

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

 

Oleh

 

I R M A

 

Dosen Pemandu:

 

Prof. Dr. Mappanganro., M.A.

Ulfiani Rahman., M.Si., Ph.D.

 

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2017

 


BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar belakang

Salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi prestasi  siswa  adalah  motivasi.  Dengan  adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses  belajar  pembelajaran.  Dorongan  motivasi dalam belajar merupakan salah  satu hal  yang  perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.

Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan  prestasi  belajar  siswa. Siswa yang bermotivasi  tinggi  dalam  belajar memungkinkan akan  memperoleh  hasil  belajar  yang  tinggi  pula, artinya  semakin  tinggi  motivasinya,  semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.

  1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pengertian dari motivasi?
  2. Bagaimana teori-teori motivasi menurut para ahli?
  3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar?

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN MOTIVASI
  2. MOTIF

Motif dalam kamus psikologi merupakan; 1) satu keadaan ketegangan di dalam individu yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah laku menuju pada suatu tujuan,atau sasaran, 2) alasan yang disadari, yang diberikan individu bagi tingkah lakunya, 3) satu alasan tidak disadari bagi satu tingkah laku, 4) satu dorongan, perangsang, rangsangan,[1]

Motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak (alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan sesuatu), motif merupakan dorongan, hasrat, keinginan, tenaga penggerak yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu[2]

  1. MOTIVASI

Motivasi merupakan istilah lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Oleh karena itu, dapat juga dikatakan bahwa motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.[3]

Motivasi dalam kamus psikologi merupakan satu variable penyelang (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku, menuju suatu sasaran.[4]

Motivasi mrupakan proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku, artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama.[5]

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk   perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar[6]

Motivasi belajar adalah kecenderungan dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar.

  1. TEORI-TEORI MOTIVASI
  2. Abraham Maslow

Teori Hirarki Kebutuhan. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah:

  1. Kebutuhan Fisiologis(Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
  2. Kebutuhan Keamanan(Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
  3. Kebutuhan Sosial(Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman.
  4. Kebutuhan Penghargaan(Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang.
  5. Kebutuhan Aktualisasi diri(Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.[7]
  6. Aldelfer

Clayton Alderfer memgemukakan Tiga kebutuhan Manusia yaitu :

  1. Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
  2. Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
  3. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.[8]

Teori yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.

  1. Frederick Hezberg

Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.

  1. Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
  2. Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.
Faktor Hygiene Faktor Motivator
Gaji Kemajuan
Kondisi Kerja Perkembangan
Kebijakan Perusahaan Tanggung Jawab
Penyeliaan Penghargaan
Kelompok Kerja Prestasi
  Pekerjaan [9]

 

Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.

Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.

  1. Murray

Asumsi dasar tentang teori Murray adalah bahwa perilaku didorong oleh kemauan internal diri sendiri. Dengan kata lain, setiap orang mempunyai kebutuhan karena sesuatu yang tidak mereka miliki dan inilah yang menjadi dorongan. Manusia tidak pernah dipuaskan oleh apa yang telah mereka miliki.

Murray menyebutkan bahwa need bisa disimpulkan sebagai dasar dari: (1) efek atau hasil akhir dari sebuah perilaku, (2) pola tertentu atau contoh dari perilaku yang sedang dilibatkan, (3) perhatian dan respon tertentu pada objek atau stimulus yang diterima, (4) ekspresi atas emosi tertentu, dan (5) ekspresi kepuasan ketika tujuan tertentu berhasil dicapai atau kekecewaan ketika tujuan tersebut tidak berhasil dicapai

  1. McClelland

Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempu apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi, Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :

  1. Need For achievement. Ada beberapa orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya.
  2. Need for affiliation. Kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam kehidupannya atau hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini akan mengarahkan tingkah laku individu untuk melekukan hubungan yang akrab dengan orang lain. Orang-orang dengan need affiliation yang tinggi ialah orang yang berusaha mendapatkan persahabatan.
  3. Need for power. Adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.
  4. Vroom

Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory.

Terdapat 3 konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :

  1. Harapan(Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
  1. Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan hasil tertentu. Performance(Kinerja) → Outcome (Hasil)
  2. Valensi(Valence), yaitu  mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh orang-orang terhadap sebuah hasil. (nilai yang diberikan orang pada suatu hasil yang diharapkan)[10]

Teori-teori  tersebut diatas merupakan pengantar untuk lebih memahami motivasi, bagaimana seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu dan ditingkatan mana motivasi yang dimilikinya berada.

  1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI : PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR

Dalam pandangan Dister ada tiga faktor yang mempengaruhi motivasi:[11]

  1. Dorongan Spontan Manusia

Pada setiap orang, terdapat kecenderungan yang bersifat spontan. Artinya ini timbul dengan sendirinya dan tidak ditimbulkan manusia dengan sengaja. Dorongan ini bersifat alamiah. Contohnya: dorongan seksual, nafsu makan, kebutuhan akan tidur.

  1. Ke-aku-an sebagai Inti Pusat Kepribadian Manusia

Suatu dorongan yang secara spontan “terjadi” pada diri manusia dapat ia jadikan miliknya sendiri, jika ia menanggapi dorongan itu secara positif. Ia mengiyakan menyetujui dorongan itu. Jika demikian, ke-aku-an manusia, pusat kebebasan itu, dengan tahu dan mau, mengambil bagian dalam “kejadian” itu. Akibatnya adalah proses yang mulanya “terjadi” padaku kini kujadikan sendiri sehingga kini menjadi perbuatanku. Berkat ke-aku-an manusia bersifat bebas dan dapat melaksanakan atau menolak apa yang terjadi pada dirinya. Misalnya menunda saat makan, walaupun lapar.

  1. Situasi dan Lingkungan Manusia

Tindakan manusia itu tidak terlepas dari dunia sekitarnya. Tentu akulah yang melakukan perbuatan tertentu untuk melaksanakan rencanaku (= faktor ke-aku-an), tetapi rencana itu tidak hanya dari dorongan-dorongan spontan yang ada padaku (faktor naluri), tetapi juga dari dorongan/pengaruh yang berasal dari dunia sekitarku (faktor lingkungan).

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi manusia untuk belajar. Motivasi belajar terjadi dari tindakan perbuatan persiapan mengajar.  Menurut Dimyati faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut :

  1. Cita-cita/aspirasi jiwa
  2. Kemampuan siswa
  3. Kondisi siswa
  4. Kondisi lingkungan siswa
  5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
  6. Upaya guru dalam mengelola kelas[12]

Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:

  • Motivasi belajar  berasal  dari  faktor    Motivasi  ini  terbentuk karena   kesadaran   diri   atas   pemahaman   betapa   pentingnya   belajar   untuk mengembangkan  dirinya  dan bekal  untuk  menjalani  kehidupan;  dan
  • Motivasi belajar dari  faktor  eksternal,  yaitu  dapat  berupa  rangsangan  dari  orang  lain,  atau lingkungan    sekitarnya    yang    dapat    memengaruhi    psikologis    orang    yang bersangkutan[13]

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Motivasi belajar adalah kecenderungan dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar.

Ada beberapa teori motivasi, dalam hal ini adalah teori kebutuhan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya:

  1. Abraham Maslow dengan teori lima hirarki kebutuhan
  2. Aldelfer dengan tiga teori kebutuhan
  3. Frederick Hezberg dengan teori dua faktor
  4. Murray dengan lima teori keinginan manusia
  5. McClelland dengan teori tiga kebutuhan
  6. Vroom dengan tiga konsep teori harapan

Dalam pandangan Dister ada tiga faktor yang mempengaruhi motivasi, di antaranya:

  1. Dorongan Spontan Manusia
  2. Ke-aku-an sebagai Inti Pusat Kepribadian Manusia
  3. Situasi dan Lingkungan Manusia

  

 DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011

Dimyati.  Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006

Hamdu Ghullam, Lisa Agustina, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah DASAR Jurnal Penelitian Pendidikan 81 Vol. 12 No. 1, April 2011

John W, Psikologi Pendidikan, Penerjemah; Tri Wibowo, Ed: ke-2, Jakarta: Kencana, 2007

Sobur Alex , Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003

[1] J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h.311

[2] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 232

[3] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 233

[4] J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h.310

[5] John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Penerjemah; Tri Wibowo, Ed: ke-2, Jakarta: Kencana, 2007, h.510

[6] Ghullam Hamdu, Lisa Agustina, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah DASAR Jurnal Penelitian Pendidikan 81 Vol. 12 No. 1, April 2011. H.83

[7] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h.238

[8] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h.243

[9] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h.244

[10] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 248

[11] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 235

[12] Dimyati.  Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, h. 97

[13] Irmalia Susi Anggraini,jurnal pendidikan, Motivasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh: Sebuah Kajian Pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa, Madiun: PGSD IKIP PGRI, h.102

Tinggalkan komentar